Halaman

Sabtu, 29 Maret 2014

Angiospermae ( Tumbuhan Berbiji Tertutup )

Pada angiospermae bakal biji tumbuh di dalam daun buah. Angiospermae sering disebut Anthophyta ( Tumbuhan Berbunga ). Angiospermae dibagi menjadi 2 kelas :
1. Monokotil ( Monocotyledoneae )
2. Dikotil ( Dicotyledoneae )

Perhatikan perbedaan monokotil dan dikotil dari tabel berikut.



Penjelasan :

1. Monokotil

Ciri-ciri tumbuhan monokotil :
    1. Mempunyai satu daun lembaga
    2. Sistem akar serabut
    3. Tulang daun sejajar atau melengkung
    4. Batang tidak bercabang dengan ruas yang jelas
    5. Tidak berkambium
    6. Perhiasan bunganya berjumlah 3 atau kelipatannya

Kelas monokotil memiliki beberapa famili :
a. Liliaceae : Kembang Sungsang
b. Poaceae / Graminae : Padi, alang-alang, jagung
c. Zingiberaceae : jahe, lengkuas, kencur
d. Musaceae : pisang
e. Orchidaceae : anggrek
f. Arecaceae : kelapa dan palem

2. Dikotil

Ciri-ciri dikotil :
1. Mempunyai 2 daun lembaga
2. Batang bercabang dengan ruas tidak jelas
3. Mempunyai kambium
4. Tulang daun menyirip atau menjari
5. Perhiasan bunga 2,4,5 atau kelipatannya

Kelas dikotil terdiri atas beberapa famili :
1. Euphorbiaceae : Karet
2. Moraceae : Beringin
3. Papilionaceae : kacang tanah
4. Apocynaceae : kamboja
5. Solanaceae : Kentang
6. Cucurbitaceae : Mentimun dan melon

REPRODUKSI PADA ANGIOSPERMAE

Perhatikan gambar skema berikut untuk memahami pembuahan ganda



Angiospermae berkembangbiak secara generatif dan vegetatif. Proses pembuahan pada angiospermae disebut PEMBUAHAN GANDA. Proses pembuahan diawali dengan penyerbukan ( polinasi ) yaitu menempelnya serbuk sari ke kepala putik. Setelah penyerbukan, butir serbuk sari akan berkecambah membentuk buluh serbuk sari. Inti sel serbuk sari membelah menjadi sel vegetatif dan sel generatif. Sel generatif membelah secara mitosis menghasilkan 2 sel sperma. Saat buluh polen ( serbuk sari ) mencapai ovum ( bakal biji ), inti vegetatif menembus kantong embrio dan melepaskan 2 sel sperma. Satu sel sperma membuahi sel telur membentuk zigot yang diploid ( 2n ) sedangkan sel sperma lain membuahi dua inti kandung lembaga sekunder ( 2n ) sehingga terbentuk sel triploid ( 3n ).Sel ini akan membelah membentuk jaringan penyimpan makanan yang disebut ENDOSPERM yang akan menyediakan makanan bagi embrio yang berkembang.Sel antipoda dan sel sinergid mengalami degenerasi.

Kamis, 06 Februari 2014

Adaptasi Morfologi

Adaptasi morfologi adalah adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya berdasarkan bentuk tubuh dan alat-alat tubuhnya. Adaptasi morfologi merupakan cara adaptasi yang paling mudah diamati. Adanya perbedaan bentuk pada paruh dan kaki burung merupakan contoh adaptasi morfologi. Paruh pada hewan unggas berbeda-beda bentuknya sesuai dengan jenis makanannya. Keanekaragaman bentuk kaki bermacam-macam burung adalah sesuai dengan lingkungan dan kebiasaan hidupnya.

Contoh :
1. Paruh bebek menyerupai sendok berfungsi untuk mengambil makanan  yang ada dalam lumpur ( analogikan dengan sendok yang kita gunakan saat makan )
2. Kaki bebek yang berselaput berfungsi untuk memudahkan dalam berenang ( analogikan dengan sepatu katak yang digunakan oleh penyelam )


3. Paruh Burung Kakaktua, bentuknya kokoh pendek dan meruncing ke bawah menyesuaikan dengan jenis makanan yang berupa biji-bijian dan kacang-kacangan.
4. Kaku burung Kakaktua memiliki 2 jari di depan dan dua jari di belakang menyesuaikan kebiasaannya yang sering memanjat.


5. Paruh burung pipit bentuknya runcing dan pendek menyesuaikan dengan jenis makanannya yang berupa biji-bijian.
6. Kaki burung pipit berupa jari-jari panjang dan terletak pada satu bidang yang datar untuk dapat hinggap di rantai pohon.


7. Paruh burung elang bentuknya runcing dan agak panjang menyesuaikan makanannya yang berupa daging,
8. Ukuran kaki burung elang pendek serta cakarnya sangat tajam untuk mencengkram mangsanya atau daging dan jari depannya dapat diputar ke belakang.


9. Patuh ayam seperti paruh burung pipit menyesuaikan dengan makanannya yang berupa biji-bijian.
10. Bentuk kaki ayam panjang dan tegap karena kebiasaan hidupnya untuk beraktivitas di darat ( mengorek-ngorek tanah mencari makanan )

Adaptasi morfologi juga terjadi pada serangga. Bagian mulut serangga beradaptasi sesuai jenis makanannya.
1. Kupu-kupu memiliki alat mulut pengisap yang disebut PROBOSCIS.
2. Nyamuk memiliki alat mulut pengisap dan penusuk.
3. Belalang memiliki alat mulut penggigit.
4. Kecoak memiliki alat mulut mengunyah dan penggigit.
5. Lebah memiliki mulut menggigit dan penjilat.

Tumbuhan juga mengalami adaptasi morfologi. Adaptasi morfologi pada tumbuhan dapat terjadi pada bentuk daun, batang, bunga, dan biji. Tumbuhan yang hidup di daerah darat yang kering ( gurun ) disebut XEROFIT yang memiliki ciri berdaun tebal, sempit, dan berlapis lilin ( kutikula ). Contoh tumbuhan xerofit : Kaktus.

Ukuran daun dan lapisan lilin pada tumbuhan xerofit dapat menghemat pengeluaran air akibat penguapan berlebih. Tumbuhan xerofit juga memiliki akar yang panjang agar dapat menjangkau tempat-tempat yang jauh untuk mendapatkan air.

Tumbuhan yang hidup di tanah yang lembab disebut HIGROFIT. Ciri-cirinya adalah berdaun lebar dan tipis untuk mempercepat proses penguapan air melalui daun. Contohnya talas dan tumbuhan paku.

Tumbuhan yang hidup di lingkungan air disebut HIDROFIT. Memiliki batang berongga untuk saluran udara, berdaun tipis dan lebar. Contohnya teratai, eceng gondok, genjer, Hydrilla.

Adaptasi Fisiologi

Adaptasi fisiologi pada makhluk hidup tidak mudah diamati seperti halnya adaptasi morfologi karena merupakan penyesuaian fungsi alat tubuh makhluk hidup dalam mengatasi kesulitan. Adaptasi fisiologi terjadi pada tumbuhan, hewan, dan manusia.

Adaptasi fisiologi pada tumbuhan, antara lain mencakup adanya bau yang khas yang dihasilkan oleh bunga, akar, atau daun tumbuhan. Pada bunga yang penyerbukannya dibantu oleh serangga, adanya bau yang khas dihasilkan oleh bunga yang dapat mengundang datangnya serangga penyerbuk seperti lebah. Selain itu, bunga yang penyerbukannya dibantu serangga menghasilkan nektar atau madu, dan serbuk sarinya mudah melekat pada kaki serangga. Daun dan akar tumbuhan tertentu juga ada yang menghasilkan zat kimia yang dapat menghambat tumbuhan lain didekatnya.

Cara adaptasi fisiologi pada hewan lebih beragam, sesuai dengan jenis hewan dan habitatnya. Adaptasi fisiologi pada hewan, antara lain OSMOREGULASI pada ikan, adanya macam-macam enzim yang membantu pencernaan hewan serta susunan alat pencernaannya.

OSMOREGULASI adalah pengaturan tekanan osmosis. Tekanan osmosis adalah tekanan yang dihasilkan suatu zat yang terlarut dalam air dan mengakibatkan air dapat menembus suatu membran tipis. Pada ikan yang hidup di air laut kadar garam dalam tubuhnya lebih rendah daripada kadar garam di air laut. Hal ini berarti tekanan osmosis dalam ikan lebih rendah dari tekanan osmosis air laut. Hal ini menyebabkan air dalam tubuh ikan cenderung keluar melaui membran yang berdinding tipis yaitu insang. Akibatnya, ikan air laut dapat kehilangan air. Untuk itu ikan melakukan adaptasi secara fisiologi dengan mengadakan pengaturan tekanan osmosis ( OSMOREGULASI ).

Osmoregulasi yang dilakukan oleh ikan laut adalah dengan cara minum air laut sebanyak-banyaknya dan sedikit mengeluarkan urin. Urin yang dikeluarkan lebih pekat dan lebih sedikit daripada ikan air tawar. Pada waktu ikan laut minum air, garamnya pun turut terminum. Untuk menghindari tertimbunnya garam dalam tubuh, garam-garam itu dikeluarkan melalui insang.

Adaptasi fisiologi pada ikan air tawar adalah kebalikan dari adaptasi dari ikan laut. Kadar garam dalam tubuh ikan air tawar lebih besar dari lingkungannya. Hal ini mengakibatkan air tawar cenderung masuk ke dalam tubuh ikan air tawar melalui membran yaitu insang. Untuk itu, ikan air tawar beradaptasi dengan cara sedikit minum air dan banyak mengeluarkan urin yang tidak pekat ( encer ).

Bentuk adaptasi fisiologi pada hewan herbivora adalah ukuran saluran pencernaan yang lebih panjang dibandingkan karnivora. Dalam usus herbivora dihasilkan enzim selulase yang berfungsi untuk mencerna serat tumbuhan. Enzim selulase tidak dimiliki oleh karnivora.

Toredo navalis atau cacing pengebor memiliki enzim khusus yang dapat mencerna kayu. Toredo navalis sering merusak kayu pada kapal dan tiang pelabuhan.

Adaptasi fisiologi pada manusia dapat dilihat pada kadar hemoglobin dalam darah yang lebih banyak pada orang yang hidup di daerah pegunungan tinggi daripada kadar hemoglobin pada orang yang hidup di dataran rendah. Hal ini dikarenakan diperlukan banyak hemoglobin untuk mengikat oksigen di daerah pegunungan yang umumnya memiliki kandungan oksigen rendah.

Contoh lain : saat cuaca panas alat eksresi yang bekerja adalah kulit, namun pada cuaca dingin, yang aktif bekerja sebagai alat eksresi adalah ginjal.

Adaptasi Makhluk Hidup terhadap Lingkungan Darat

Jumat, 13 Desember 2013

Modul untuk Guru : Klasifikasi Makhluk Hidup


 MODUL BIOLOGI PEGANGAN GURU
KELAS X

Klasifikasi Makhluk Hidup

BLOG GURU PINTAR KALIMANTAN
 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nama :


       Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam golongan-golongan tertentu. Golongan-golongan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan   ciri   maupun   perbedaan   yang   dapat   diamati.   Mencandra berarti mengidentifikasi, membuat deskripsi, dan memberi nama.

Pertanyaan untuk siswa :

1. Apa yang dimaksud dengan takson ?
    Jawab : Takson adalah kelompok makhluk   hidup   yang   anggotanya   memiliki   banyak    persamaan   ciri.


Metode   yang   kedua   adalah  metode   rasional.   Menurut   metode rasional, makhluk hidup dikelompokkan atas dasar hubungan yang jelas dari sifat atau ciri yang ada. Metode ini dibedakan menjadi tiga sistem sebagai berikut.

1.  Sistem praktis, yaitu makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri  yang berguna. Misalnya, persamaan ciri dapat dimakan atau tidak, dapat digunakan untuk obat atau tidak, menghasilkan buah atau tidak,   serta   menghasilkan   serat   atau   tidak.   Penganut   sistem   ini St.   Augustine Augustine.

2.  Sistem artifisial, yaitu sistem yang mengelompokkan makhluk hidup memiliki   persamaan   ciri,   yaitu berdasarkan persamaan ciri yang ditetapkan oleh peneliti sendiri, dapat   dimakan.   Pada   sistem praktis,   persamaan   ini   dapat  misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup. Penganut sistem   ini, di antaranya, Aristoteles   dan  Theophratus (370   SM). Aristoteles membagi makhluk hidup menjadi dua golongan, yaitu hewan dan tumbuhan. Selanjutnya, hewan dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan persamaan ciri habitat, misalnya, habitat air, darat, dan udara.

3. Sistem natural, yaitu sistem yang mengelompokkan makhluk hidup  berdasarkan persamaan ciri struktur tubuh eksternal (morfologi)dan   struktur   tubuh   internal   (anatomi).   Penganut   sistem   ini,   di  antaranya, Carolus Linnaeus (abad ke-18). Linnaeus berpendapat bahwa setiap tipe makhluk hidup mempunyai bentuk spesies yang berbeda. Oleh karena itu, jika sejumlah makhluk hidup memiliki sejumlah   ciri   yang   sama,   berarti   makhluk   hidup   tersebut   sama spesiesnya.

Pertanyaan untuk siswa :

2. Bagaiman klasifikasi Aristoteles berdasarkan ciri ukuran tumbuhan?
    Jawab : berdasarkan ciri ukuran tubuhnya, tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan pohon,  perdu, dan tumbuhan semak.

Dengan   cara   tersebut   terbentuk   urutan   hierarki   atau   tingkatan klasifikasi makhluk hidup. Urutan klasifikasi dari tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut:
   1.    kingdom (kerajaan);              5.    famili (suku);
   2.     divisio atau filum;                6.    genus (marga);
   3.     kelas;                                 7.    spesies   (jenis).     
   4.     ordo   (bangsa);




 # Diharapkan siswa mampu mengetahui urutan  hierari klasifikasi makhluk hidup.

Sistem Binomial Nomenclature

Carolus Linnaeus yang memiliki nama asli Carl von Linne dikenal sebagai Bapak Taksonomi Modern. Ia juga yang memperkenalkan sistem binomial nomenclature. Sistem binomial nomenklatur ini merupakan sistem pemberian nama hewan atau tumbuhan secara sah dan benar berdasar kode internasional. Pemberian nama menggunakan bahasa Latin. Pemberian nama ini diatur dengan Kode Internasional Tata Nama Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan sistem tata nama dua kata (binomial nomenklatur) dengan aturan-aturan sebagai berikut.

Nama terdiri dari dua kata, kata pertama menunjukkan tingkatan marga   (genus)   yang   diawali   dengan   huruf   besar   dan   kata   kedua menunjukkan tingkatan jenis (spesies) yang diawali dengan huruf kecil. Contohnya: Gnetum gnemon Jika    ditulis    dengan      huruf     tegak,    dua    kata    tersebut     harus digarisbawahi, tetapi jika tidak digarisbawahi, dua kata tersebut harus dicetak miring.

1. Tata nama pengklasifikasian hewan :
     Untuk nama famili diakhiri dengan -idae.
     Contoh : Felidae

2. Tata nama pengklasifikasian tumbuhan
    Untuk nama famili diakhiri -aceae atau -ae.
    Untuk nama ordo diakhiri -ales.

Pertanyaan untuk siswa :

3.  Coba anda tentukan genus dan penunjuk spesies dari nama spesies tumbuhan dan hewan berikut ini!

a. Mimosa pudica ( putri malu )

    Jawab : Genus : Mimosa
                Penunjuk spesies : pudica

b. Phaseolus radiatus ( kacang hijau )

    Jawab : Genus : Phaseolus
                Penunjuk spesies : radiatus



  1.    Pemberian tata nama ganda diatur dalam Kode Internasional yang
        disebut dengan ....
        a.    binomial nomenklatur                d.  pengelompokan
        b.    kunci determinasi                   e.  identifikasi
        c     klasifikasi

  
        Jawaban : A. Binomial nomenklature

  2.    Tingkatan terendah dari klasifikasi tumbuhan dan hewan adalah
        ....
        a.    kingdom                             d.  kelas
        b.    spesies                             e.  divisi
        c.    filum


         Jawaban : B. Spesies

  3.    Urutan   takson   tumbuhan   dari   kelompok   terbesar   ke   kelompok
        terkecil adalah ....
        a.    kingdom-filum-bangsa-kelas-suku-marga-jenis
        b.    kingdom-filum-kelas-bangsa-suku-marga-jenis
        c.    kingdom-divisio-kelas-bangsa-suku-marga-jenis
        d.    kingdom-divisio-bangsa-kelas-suku-marga-jenis
        e.    kingdom-kelas-divisio-bangsa-suku-marga-jenis

  
         Jawaban : C. kingdom-divisio-kelas-bangsa-suku-marga-jenis

  4.    Suku     kata   pertama     pada    tata  cara   pemberian       nama    ganda
        menunjukkan ....
        a.    kelas                               d.  spesies
        b.    ordo                                e.  bangsa
        c.    genus

        Jawaban : C. Genus

  5.    Pisang,   mangga,   kelengkeng,   dan   durian   dikelompokkan   dalam
        tumbuhan   buah-buahan.   Pengklasifikasian   ini   tergolong   dalam
        klasifikasi sistem ....
        a.    natural                             d.  manfaat
        b.    artifisial                          e.  buatan
        c.    praktis



       
        Jawaban : C. Praktis

  6.    Penulisan nama Latin padi yang benar adalah ....
        a.    Oryza   sativa                      d.  Oryza   sativa
        b.    oryza   sativa                      e.  Oriza sativa
        c.    Oriza Sativa 
   
         Jawaban : D. Oryza sativa







  7. Kata  maniculata  dari   nama   Latin  Felis   manuculata   domesticus
      menunjukkan ....
        a.    kelas                              d.  marga
        b.    spesies                            e.  kingdom
        c.    genus
    
      Jawaban : B. Spesies


Tugas Mandiri Siswa 

Siswa ditugaskan mencari 5 nama tumbuhan dan 5 nama hewan dilengkapi dengan nama latin, nama   indonesia, dan gambarnya. Khusus untuk tumbuhan, cantumkan tergolong tanaman perdu, semak, pohon, atau merambat. Tugaskan siswa untuk mencari perbedaan tanaman perdu, semak, dan pohon.
       
               

Kamis, 12 Desember 2013

Tutorial Bahasa Jepang 1 : AISATSU

1. Perkenalan :
 
はじめまして = hajimemashite , = perkenalkan ,…
Ungkapan ini lazim digunakan saat perkenalan (bertemu pertama kali)dengan seseorang.
 
Lebih lengkapnya :
 
Hajimemashite, Watashi wa ( nama ) desu.

2. Mengucapkan salam :

おはよう= ohayou = selamat pagi ( lengkapnya : ohayougozaimasu )
こんにちは=konnichiwa =selamat siang
今晩は=konbanwa = selamat malam
お休みなさい=oyasuminasai =selamat tidur
Mengakhiri perjumpaan dengan seseorang :
さようなら = sayounara = selamat tinggal
じゃね / またね!= jaa ne / mata ne = jumpa lagi
また会いましょう!= mata aimashou = sampai bertemu lagi
バイバイ= bye-bye 
 
3. Menayakan kabar :
 

Ogenki desu ka berarti "apa kabar?"

ungkapan ini diucapkan ketika seseorang bertemu dengan yang lainnya..
kalu di Indonesia ketika seseorang bertemu dengan yang lain mungkin mengatakan "hai","hallo","apa khabar". O genki desu ka dapat diartikan sapaan semacam itu.
dan biasanya kita menjawab "genki desu " 元気です!

4. Ungkapan Terima Kasih

お世話になりました Terimakasih untuk semuanya! O sewa ni narimashita
 
ありがとう Terimakasih Arigatou
どういたしまして Sama-sama/tak usah sungkan. Dou itashimashite!

Rabu, 11 Desember 2013

Jaringan Tumbuhan Bagian 1

A. Jaringan

Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk, fungsi, dan struktur yang sama.

Jaringan tumbuhan dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Jaringan Meristem
2. Jaringan Dewasa / permanen

Mari kita mulai dari Jaringan Meristem !

1. Jaringan Meristem

Adalah jaringan yang aktif membelah ( bersifat MERISTEMATIK )dan belum mengalami diferensiasi.

Ciri-ciri jaringan meristem antara lain :

  • Aktif membelah / belum mengalami diferensiasi
  • Ukuran sel kecil dan berdinding tipis
  • Vakuola kecil dan nukleus besar
  • Sitoplasma banyak
  • Berbentuk kubus atau prisma
Klasifikasi :

  • Berdasarkan Letaknya.
  1. Meristem Apikal ; terdapat pada ujung akar dan ujung batang. Mengakibatkan pemanjangan atau bertambah tinggi tumbuhan.
  2. Meristem Lateral ; terdapat pada kambium dan kambium gabus ( felogen ). Mengakibatkan bertambah besar diameter batang.Meristem lateral hanya terdapat pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae karena mempunyai kambium yang bersifat meristematik, sedangkan tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder.
  3. Meristem Interkalar ; terdapat di antara jaringan dewasa dan di pangkal ruas batang rumput-rumputan ( Graminae ). Mengakibatkan bertambah panjang ruas batang dan tumbuhnya bunga.

  • Berdasarkan Asal Usulnya.
  1. Promeristem ; jaringan meristem yang sudah ada sejak tumbuhan masih tingkat embrio.
  2. Meristem Primer ;  jaringan meristem yang berasal dari pertumbuhan embrio ( biji ). Meristem primer terdapat pada ujung batang dan ujung akar. Mengakibatkan batang dan akar bertambah panjang atau disebut pertumbuhan primer.
  3.  Meristem sekunder ; jaringan meristem yang berasal dari jaringan primer atau jaringan dewasa yang kemudian menjadi embrional / membelah lagi.Terdapat pada kambium dan kambium gabus. Mengakibatkan tumbuhan menjadi besar atau bertambah diameternya. Pertumbuhan seperti itu disebut pertumbuhan sekunder.

Sekilas Info !

Agar lebih mudah memahami jaringan meristem ikuti panduan di bawah ini !
  • Kita lihat pada bagian Meristem apikal. Bandingkan dengan meristem primer. Apakah ada kesamaan ? Ya, keduanya memang berhubungan. Meristem apikal tergolong ke dalam meristem primer berkaitan dengan fungsinya untuk menambah tinggi / panjang batang dan akar.
  • Kita lihat juga hubungan antara meristem lateral dengan meristem sekunder. Keduanya memiliki hubungan erat. Dapatkah kalian memahaminya ?