Adaptasi fisiologi pada makhluk hidup tidak mudah diamati seperti halnya adaptasi morfologi karena merupakan penyesuaian fungsi alat tubuh makhluk hidup dalam mengatasi kesulitan. Adaptasi fisiologi terjadi pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Adaptasi fisiologi pada tumbuhan, antara lain mencakup adanya bau yang khas yang dihasilkan oleh bunga, akar, atau daun tumbuhan. Pada bunga yang penyerbukannya dibantu oleh serangga, adanya bau yang khas dihasilkan oleh bunga yang dapat mengundang datangnya serangga penyerbuk seperti lebah. Selain itu, bunga yang penyerbukannya dibantu serangga menghasilkan nektar atau madu, dan serbuk sarinya mudah melekat pada kaki serangga. Daun dan akar tumbuhan tertentu juga ada yang menghasilkan zat kimia yang dapat menghambat tumbuhan lain didekatnya.
Cara adaptasi fisiologi pada hewan lebih beragam, sesuai dengan jenis hewan dan habitatnya. Adaptasi fisiologi pada hewan, antara lain OSMOREGULASI pada ikan, adanya macam-macam enzim yang membantu pencernaan hewan serta susunan alat pencernaannya.
OSMOREGULASI adalah pengaturan tekanan osmosis. Tekanan osmosis adalah tekanan yang dihasilkan suatu zat yang terlarut dalam air dan mengakibatkan air dapat menembus suatu membran tipis. Pada ikan yang hidup di air laut kadar garam dalam tubuhnya lebih rendah daripada kadar garam di air laut. Hal ini berarti tekanan osmosis dalam ikan lebih rendah dari tekanan osmosis air laut. Hal ini menyebabkan air dalam tubuh ikan cenderung keluar melaui membran yang berdinding tipis yaitu insang. Akibatnya, ikan air laut dapat kehilangan air. Untuk itu ikan melakukan adaptasi secara fisiologi dengan mengadakan pengaturan tekanan osmosis ( OSMOREGULASI ).
Osmoregulasi yang dilakukan oleh ikan laut adalah dengan cara minum air laut sebanyak-banyaknya dan sedikit mengeluarkan urin. Urin yang dikeluarkan lebih pekat dan lebih sedikit daripada ikan air tawar. Pada waktu ikan laut minum air, garamnya pun turut terminum. Untuk menghindari tertimbunnya garam dalam tubuh, garam-garam itu dikeluarkan melalui insang.
Adaptasi fisiologi pada ikan air tawar adalah kebalikan dari adaptasi dari ikan laut. Kadar garam dalam tubuh ikan air tawar lebih besar dari lingkungannya. Hal ini mengakibatkan air tawar cenderung masuk ke dalam tubuh ikan air tawar melalui membran yaitu insang. Untuk itu, ikan air tawar beradaptasi dengan cara sedikit minum air dan banyak mengeluarkan urin yang tidak pekat ( encer ).
Bentuk adaptasi fisiologi pada hewan herbivora adalah ukuran saluran pencernaan yang lebih panjang dibandingkan karnivora. Dalam usus herbivora dihasilkan enzim selulase yang berfungsi untuk mencerna serat tumbuhan. Enzim selulase tidak dimiliki oleh karnivora.
Toredo navalis atau cacing pengebor memiliki enzim khusus yang dapat mencerna kayu. Toredo navalis sering merusak kayu pada kapal dan tiang pelabuhan.
Adaptasi fisiologi pada manusia dapat dilihat pada kadar hemoglobin dalam darah yang lebih banyak pada orang yang hidup di daerah pegunungan tinggi daripada kadar hemoglobin pada orang yang hidup di dataran rendah. Hal ini dikarenakan diperlukan banyak hemoglobin untuk mengikat oksigen di daerah pegunungan yang umumnya memiliki kandungan oksigen rendah.
Contoh lain : saat cuaca panas alat eksresi yang bekerja adalah kulit, namun pada cuaca dingin, yang aktif bekerja sebagai alat eksresi adalah ginjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar